Cara Mencegah Maskoki Mudah Mati/ Faktor Penyebab Maskoki Mudah Mati
A. Faktor Internal
a. Kebiasaan Buruk Maskoki
Ikan
maskoki dikenal memiliki kebiasaan mengaduk-aduk dasar perairan.
Kebiasaan ini berhubungan dengan sifat ikan maskoki yang suka mengambil
makanannya di dasar perairan. Akibat kebiasaan ini, kolam atau akuarium
yang berpasir akan berantakan dan airnya menjadi keruh. Karena endapan
di dasar perairan umumnya berupa kotoran hasil metabolisme ikan
(ekskresi) dan sisa-sisa makanan yang tidak termakan, menyebabkan
kualitas air menurun. Air yang keruh menyebabkan daya ikat air terhadap
oksigen (O²) rendah. Jika hal ini terjadi, jumlah O² yang terlarut di
dalam air akan semakin sedikit sehingga pernapasan ikan akan terganggu
karena banyak partikel air yang ikut terisap oleh insang. Akibatnya,
berfungsi sama sekali. Kondisi ini akan membuat ikan sulit bernafas dan
lebih sering muncul ke permukaan air untuk mendapatkan oksigen, ikan
maskoki tampak megap-megap, dan akhirnya mati.
2. Bergerombol
Ikan
Maskoki memiliki kebiasaan bergerombol. Kebiasaan ini bisa mengundang
masalah karena jika salah satu ikan maskoki yang bergerombol itu
terjangkit penyakit, dengan mudah penyakit tersebut akan menular ke ikan
maskoki lainnya. Jika ikan maskoki bergerombol gesekan antar maskoki
akan lebih sering terjadi. Gesekan tersebut menyebabkan luka. Tekstur
kulit ikan maskoki termasuk halus dan sisiknya kecil. Dari luka inilah
penyakit cepat menular.
3. Memakan tanaman air
Ikan Maskoki memiliki
kebiasaan nakal, yakni sering memakan tanaman air. Padahal tanaman air
bermanfaat untuk menetralisir kekeruhan air, membantu ketersediaan O²,
dan sebagai tempat berlindung dan bermain ikan. Tanaman air yang telah
rusak tidak akan berfungsi secara normal. Jenis tanaman air yang disukai
oleh ikan maskoki adalah yang berdaun lebar dan lunak. Kebiasaan ini
selain dapat mengurangi keindahan taman di akuarium juga dapat
mengurangi manfaat tanaman.
B. Bentuk Mata Ikan Maskoki
Beberapa jenis
ikan maskoki memiliki bentuk mata yang cukup unik, yakni besar dan
menonjol. Jenis ikan maskoki yang memiliki mata seperti itu antara lain
ikan maskoki mata balon, bulldog dan teleskop. Bentuk mata seperti itu
akan mengganggu penglihatan ikan maskoki karena lensa mata ikan maskoki
tidak dapat berkontraksi luas sehingga pandangannya terbatas. Ikan
maskoki dapat melihat secara jelas dari jarak dekat. Karena itu ikan mas
koki hanya mengandalkan Indra penciumannya untuk memperoleh makanan.
Tanpa disadari ikan maskoki sering ceroboh saat memberikan makanan
terutama makanan yang berbentuk pelet atau butiran. Biasanya ketika
memberi makan, posisi jatuhnya makanan tidak dipertimbangkan sehingga
tidak terlihat oleh mata ikan maskoki sehingga tidak terlihat oleh mata
ikan maskoki. Dengan demikian makanan akan mubazir karena tidak dimakan.
Supaya tidak mubazir makanan diberikan pada waktu dan tempat yang
selalu sama. Selain itu, aroma makanan yang kuat juga bisa membantu
mempermudah ikan maskoki menyantap makanannya. Makanan yang tidak
dimakan ini akan mengendap di dasar kolam atau akuarium dan akhirnya
membusuk akibat proses penguraian oleh bakteri. Pembusukan makanan ini
akan menghasilkan gas gas yang berbahaya bagi ikan. Faktor inilah yang
akan mengancam kelangsungan hidup ikan maskoki, kondisi ini bisa menjadi
semakin parah jika sistem sirkulasi dan aerasinya tidak baik. kadar O²
yang ada di dalam air cepat berkurang karena digunakan untuk proses
pembusukan bakteri.
C. Respon Makan ikan maskoki
Ikan maskoki
tergolong ikan omnivora, yakni menyukai berbagai jenis makanan. Makanan
yang dapat diberikan kepada ikan mas koki cukup beragam dari makanan
alami seperti cacing, serangga, Larva, tumbuhan air, hingga makanan
buatan berupa pelet.
Sebagai ikan hias nafsu makan ikan maskoki
tergolong cukup rakus. tidak memahami tata cara pemberian makanan yang
baik akan berakibat fatal. kekeliruan dalam tata cara pemberian makanan
ini sering dialami oleh para hobiis pemula. biasanya frekuensi pemberian
makanan sangat sering sehingga ikan mas koki tidak berhenti makan
akhirnya ikan maskoki mati akibat terlalu banyak makan.
Selain itu
akibat respon makan yang cukup tinggi kotoran yang dikeluarkan oleh ikan
juga semakin banyak. Kotoran ikan maskoki umumnya cukup banyak dan
berukuran panjang kotoran ini akan hancur menjadi partikel-partikel
kecil yang mengganggu mata dan Insang ikan akibatnya insang menjadi
kotor, sakit, rontok dan akhirnya ikan maskoki mati. Jika endapan
kotoran dibiarkan terlalu lama di dasar kolam atau akuarium, sifatnya
akan berubah menjadi racun akibat zat amonia (NH⁴) yang dikandungnya.
Kadar amonia yang tinggi akan mengurangi ketersediaan oksigen (0²).
Akibatnya ikan mas koki akan megap-megap dan selalu berenang ke
permukaan air.
D. Kulit Maskoki
Maskoki
termasuk jenis ikan berkulit halus dan bersisik kecil. Namun, kulitnya
yang cukup sensitif ini sering mengundang musibah. Kulit mas koki yang
halus sangat disenangi oleh parasit ikan. Parasit bisa datang melalui
air, peralatan atau makanan. Beberapa jenis penyakit yang sering
menyerang mas koki antara lain Argulus sp. (Kutu ikan), Lernea sp.
(Cacing jarum), dan jamur. Jika ketiga parasit ini sudah berada itu
tubuh mas koki, darahnya akan terhisap dan akhirnya mati.
B. Faktor eksternal
a. Kualitas air
Air
adalah media tempat hidup ikan. Karena itu kualitas air harus
benar-benar dijaga. Jika kualitas air tidak baik dapat dipastikan mas
koki yang dipelihara akan mudah mati. Berikut tini faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas air.
1. Oksigen
Ketersediaan
oksigen (O²) terlarut di dalam air sangat dipengaruhi oleh suhu, pH,
dan karbondioksida (CO²). Semakin tinggi suhu air, semakin berkurang
kadar Oksigen yang terlarut di dalam air. Contohnya, setiap kenaikan
suhu 1’C memerlukan peningkatan kadar oksigen terlarut sebanyak 10%.
Oksigen terlarut yang dibutuhkan mas koki adalah 5-7 ppm.
Kadar
Oksigen yang terlarut didalam air dapat diketahui dengan alat
Oxygenometer. Bisa juga dengan mengamati perilaku mas koki, terutama
cara bernafasnya. Selain itu juga dapat diamati respon mas koki terhadap
pakan yang diberikan. Jika mas koki tidak memberikan respon terhadap
pakan yang diberikan, kadar Oksigen yang terlarut di dalam air berarti
sangat sedikit, akibatnya ikan tidak mau makan tapi hanya sibuk
bernafas.
Problem kekurangan oksigen juga bisa terjadi selama
pengangkutan. Umumnya, para pedagang tidak memberikan oksigen yang cukup
banyak sehingga mas koki akan mengambil terlalu banyak oksigen dari
udara bebas yang ada dalam kantong plastik kemasan. Hal ini membuat mas
koki tampak megap-megap. Dan insangnya bekerja lebih cepat. Akibatnya
mas koki tidak memiliki keseimbangan dan berenang terbalik,
berputar-putar, tiba-tiba diam, dan kemudian melompat-lompat hingga
membentur dinding plastik. Setelah dilepas di dalam akuarium. Biasanya
mas koki tidak bertahan hidup lama.
2. Kekeruhan air
Tingkat
kekeruhan air akan berpengaruh pada kemampuan daya ikat air terhadap
oksigen. Semakin keruh air yang digunakan semakin Sulit mas koki
bernafas karena kekurangan oksigen dan insangnya tertutup oleh
partikel-partikel air. Partikel air ini berupa Lumpur akibat iritasi
batu batu hias dan bahan-bahan organik sisa pakan yang tidak dimakan
oleh ikan. Selain itu semakin cepatnya perkembangan plankton
(Phytoplankton dan Zoop-lankton) juga bisa menambah kekeruhan air.
Kekeruhan
air juga menyebabkan batas pandang dan nafsu makan ikan berkurang. Ikan
sulit melihat karena terlalu banyak partikel air yang menghalangi
pandangannya. Sementara itu, tingkat kekeruhan yang tinggi menyebabkan
aktivitas makan ikan berkurang karena ikan lebih banyak bernafas
kekeruhan air yang disebabkan oleh bahan organik akan menurunkan daya
ikat air terhadap oksigen sehingga kadar Oksigen yang terlarut menjadi
kecil. Selain itu kekeruhan air juga bisa mengakibatkan terjadinya
proses bakterisasi (pembusukan).
3. Aerasi
Aerasi sangat penting untuk kelangsungan
hidup mas koki karena akan membantu menyuplai oksigen terlarut. Air yang
kadar oksigen terlarut nya sedikit menyebabkan ikan kesulitan bernafas
dan proses metabolismenya terganggu. Jika hal ini terjadi, ikan akan
megap megap kehilangan nafsu makan, dan lebih banyak berenang ke
permukaan air. Gejala lain yang tampak jika mas koki kekurangan oksigen
adalah tutup insang nya membuka dan menutup dengan cepat.
Aerasi
juga dapat menghalau karbondioksida (CO²) dari dalam air. Dengan
pemberian aerasi, volume oksigen akan meningkat. Jika volume O² lebih
tinggi daripada volume CO², CO² dapat terdorong hingga lepas ke udara.
Namun demikian, aerasi yang berlebihan juga tidak baik bagi kelangsungan
hidup ikan. Aerasi yang berlebih (jenuh) akan menyebabkan ikan mengisap
O² terlalu banyak dan menyebabkan pembuluh darah ikan pecah. Aerasi
dihasilkan dari alat aerator dan bisa digunakan untuk akuarium atau
kolam.
4. Derajat keasaman (pH)
Derajat keasaman air
ditentukan oleh konsentrasi ion H+. Kisaran pH tersebut ditunjukkan oleh
kisaran angka 1-14. Semakin kecil angkanya, pH menjadi semakin asam.
Semakin besar angkanya, pH semakin bersifat basa (alkalis).
Derajat
keasaman air sangat mempengaruhi tingkat kesuburan air. Kisaran pH
ideal untuk mas koki adalah 6-7. Jika pH lebih kecil daripada kisaran
angka tersebut ikan tidak akan mampu beradaptasi. Sebaliknya, jika pH
terlampau tinggi, sifat air akan berubah menjadi racun. Selain itu, pH
yang lebih besar dari 8 akan membuat warna mas koki menjadi pucat. Untuk
mengetahui besarnya kadar pH air dapat digunakan kertas lakmus dan pH
meter.
5. Suhu
Maskoki dapat hidup pada kisaran
suhu 18-32°C. Suhu air yang optimum untuk pertumbuhan maskoki adalah
22-26°C. Jika suhu terlampau tinggi, air berubah panas Sehingga
ketersediaan oksigen menurun. Sementara itu, jika terlampau rendah dari
kisaran optimum tersebut, aktivitas makan ikan akan berkurang.
Suhu
air juga erat kaitannya dengan penggantian air. Penggantian air yang
terlampau sering menyebabkan mas koki banyak mengeluarkan energi untuk
proses adaptasi. Kesalahan teknis dalam penggantian air juga dapat
menyebabkan ikan stress karena terjadi fluktuasi suhu yang terlampau
drastis, misalnya ketika pemindahan dari tempat penjual ke tempat
pembeli.
Selain suhu air, suhu lingkungan juga bisa menjadi
faktor pemicu mas koki mudah mati. Hal ini sering terjadi terutama pada
saat proses pengangkutan. Suhu tinggi tersebut bisa disebabkan oleh
panas mesin mobil atau terkena sinar matahari sehingga panasnya akan
merembet ke dalam wadah dan mengakibatkan oksigen cepat berkurang.
Akibatnya, mas koki sulit bernafas dan akhirnya mati.
6. Karbondioksida (CO²)
Karbondioksida
sebagai hasil metabolisme ikan dapat mengancam kelangsungan hidup mas
koki. Jumlah karbondioksida yang terlampau banyak akan bersifat racun
bagi ikan. Karena itu kadar karbondioksida di dalam air sebaiknya tidak
lebih dari 12 ppm. Keberadaan karbondioksida ini berbanding terbalik
dengan oksigen terlarut. Jika kadar karbondioksida tinggi, kadar Oksigen
yang terlarut akan rendah, demikian juga sebaliknya.
7. Sumber Air
Sebaiknya
air yang digunakan untuk memelihara maskoki terbebas dari bahan-bahan
cemaran. Air dari saluran kolam atau sungai tidak menjamin bersih dari
penyakit dan parasit ikan. Begitu juga dengan air PAM. Meskipun bebas
dari penyakit dan parasit, air PAM kurang baik digunakan untuk
memelihara maskoki karena mengandung khlor (kaporit).
8. Wadah Pengangkutan
Untuk
membawa maskoki biasanya digunakan kantung plastik yang digunakan harus
berukuran luas sehingga ikan yang dibawa bisa leluasa bergerak. Agar
maskoki tidak kesulitan bernafas dan cukup leluasa bergerak selama
pengangkutan, diusahakan tidak ada sudut sempit diujung plastik. Untuk
menghilangkan sudut di kantung plastik, bagian ujungnya diikat karet
gelang lalu bagian luarnya dibalik menjadi bagian dalam dan sebaliknya.
9. Goncangan Selama Pengangkutan
Maskoki
mempunyai sifat tenang namun jika mendapat goncangan yang cukup keras
selama pengangkutan, memungkinkan gerakan tubuhnya tidak stabil, yakni
terbanting ke kiri dan ke kanan sehingga cepat lelah. Akibatnya ikan
akan bernapas lebih cepat sehingga Oksigen yang terhisap akan berlebihan
dan mengakibatkan terjadinya over oksigen pada pembuluh darah. Jika hal
ini berlanjut, pembuluh darah ikan akan pecah dan ikan akan mati.
b. Jenis pakan
Teknik
pemberian pakan yang kurang tepat dapat berakibat fatal pada maskoki
yang dipelihara. Jika tidak cermat, pemberian pakan buatan seperti pelet
justru dapat merugikan. Makanan yang tidak dimakan dan dibiarkan
terlalu lama mengendap akan mengalami proses penguraian oleh bakteri
pembusuk.
Akibatnya Akan terjadi penurunan kualitas air. Biasanya
menjadi keruh dan ketersediaan oksigen di dalam air akan menurun. Pakan
buatan yang terlalu lama disimpan juga tidak baik digunakan karena
kandungan gizinya akan rusak dan mengandung jamur. Karena itu, jenis
makanan yang diberikan sebaiknya berupa makanan alami, seperti kutu air,
cacing rambut (tubifex), dan blood worm.
c. Intensitas Cahaya
Minimnya
intensitas cahaya matahari akan menurunkan suhu air sehingga kondisi
air cenderung lebih dingin. Jika hal ini terjadi, aktivitas makan ikan
biasanya akan menurun. Ikan yang kurang makan daya tahan tubuhnya akan
rendah. Intensitas cahaya matahari yang kurang juga akan menghambat
pertumbuhan tanaman air karena cahaya matahari merupakan syarat
terjadinya proses fotosintesis. Namun, kelebihan intensitas cahaya
matahari juga berdampak buruk karena akan meningkatkan suhu air.
Intensitas cahaya untuk pemeliharaan mas koki sebaiknya diatur agar
proporsional, misalnya mengusahakan intensitas cahaya yang diterima
maskoki 8 jam perhari, sesuai dengan kehidupan di alam aslinya.
d. Pemeliharaan bersama dengan ikan jenis lain
Memelihara
mas koki bersama dengan ikan jenis lain dalam satu wadah (polikultur)
sering dilakukan oleh para Hobbies. Alasan utamanya adalah untuk
memperindah suasana kolam atau akuarium. Maskoki bisa dicampur dengan
jenis ikan lain yang tidak ganas, seperti manfish, zebra, Kaisar, neon
Tetra, atau sapu-sapu. Jangan sampai mencampur maskoki dengan ikan lain
yang buas, seperti ikan cupang, Oskar, Arwana, atau louhan. Selain
mengganggu ketenangan maskoki, ikan yang buas ini juga dapat menyebabkan
kerusakan pada bagian-bagian tubuh tertentu, seperti sirip, ekor atau
mata. Bahkan, tidak jarang menyebabkan kematian. Ikan sapu-sapu
(Hypostomus plecostomus) sering dicampur dengan maskoki untuk membantu
membersihkan dasar dan dinding kolam atau kaca aquarium.
Perbandingan
antara jumlah maskoki dan ikan sapu-sapu harus seimbang. Sebaiknya ikan
sapu-sapu yang digunakan tidak terlampau besar dan jumlahnya tidak
lebih banyak daripada maskoki. Misalnya, untuk maskoki ukuran 5-8 cm di
dalam 50 meter air akuarium, diperlukan 10 ekor maskoki dan seekor ikan
sapu-sapu. Jika ukuran ikan sapu-sapu lebih besar dan jumlahnya lebih
banyak, dikhawatirkan Akan jadi pesaing makanan bagi maskoki. Ikan
sapu-sapu yang terlampau besar juga senang mengganggu, Yakni dengan cara
menempelkan mulutnya ke tubuh maskoki sambil menghisap lendirnya.
e. Kepadatan Tebar
Kepadatan
tebar yang terlampau tinggi bisa menimbulkan luka gesekan antara ikan.
Luka tersebut juga bisa disebabkan oleh tergoresnya bagian tubuh
tertentu oleh benda-benda keras dan runcing di sekitarnya. Ikan yang
terluka sangat riskan terserang penyakit. Biasanya setelah ikan terluka
akan diikuti oleh tumbuhnya jamur di tubuh ikan.
f. Peralatan
Peralatan
yang biasa digunakan untuk memelihara ikan tanpa disadari sering
menjadi penyebab penularan penyakit. Penularan penyakit melalui
peralatan biasanya terjadi akibat kelalaian si pemelihara. Misalnya,
setelah memindahkan ikan yang sakit dengan scope net, langsung digunakan
untuk menangkap ikan yang sehat tanpa terlebih dahulu merendam scope
net ke dalam larutan KMNO⁴ (PK). Akibatnya, ikan yang sehat tertular
oleh pantogen yang masih tertinggal di scope net. Beberapa peralatan
yang biasa digunakan dalam pemeliharaan mas koki antara lain scope net
(alat untuk menangkap ikan), pembersih kaca aquarium (magnit dan tongkat
spoon), alat penyifon (selang plastik atau pipa plastik).
A. Pemilihan jenis maskoki yang berkualitas
Agar
tidak mudah mati, sebaiknya Maskoki yang dipelihara berasal dari
keturunan yang berkualitas, terutama dalam hal respon terhadap makanan
dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor genetis atau strain juga
dianggap sebagai faktor dominan sebagai penyebab maskoki mudah mati.
Ciri-ciri maskoki yang berkualitas adalah bentuk tubuhnya tidak terlalu
gemuk, sisiknya mulus, tersusun rapi, berwarna cerah senang melawan arus
dan gerakannya gesit. Faktor genetis pada maskoki dapat dibagi menjadi
dua, yakni ikan yang responnya terhadap makanan tinggi tetapi tidak
tahan terhadap penyakit dan ikan yang responnya terhadap makanan kurang
tetapi tahan terhadap penyakit.
Saat ini, hasil persilangan antar
jenis maskoki sudah banyak dihasilkan. Keturunan yang diperoleh lebih
tahan terhadap penyakit, adaptif terhadap lingkungan baru, adaptif
terhadap suhu air yang fluktuatif, dan respon terhadap makanan tinggi.
Beberapa jenis mas koki tersebut antara lain spencer, bulldog dan lion
head.
B. Menjaga kebersihan tempat pemeliharaan dan perbaikan kualitas air
Membersihkan
kolam bisa dilakukan jika media tempat pemeliharaan sudah tampak
ditumbuhi lumut dan air sudah tampak keruh. Kolam sebaiknya dibersihkan
secara berkala dan disesuaikan dengan kondisi air kolam. Pencucian kolam
bisa dilakukan dengan cara menyikat dasar dan dinding kolam. Tujuannya
adalah untuk membersihkan sisa-sisa lumut yang kemungkinan besar belum
mati saat proses penjemuran. Ini biasanya sering menjadi sarang penyakit
yang dapat merugikan maskoki karena telur-telur yang berasal dari
patogen biasanya masih tertinggal di lumut.
Penyucihamaan bisa
dilakukan dengan cara mengeringkan kolam terlebih dahulu. Secara teknis
dapat dilakukan dengan cara menguras air kolam, kemudian membersihkan
lumut dengan cara menyikat dasar dan dinding kolam. Setelah itu kolam
dikeringkan dengan menjemurnya terlebih dahulu selama 2 sampai 3 hari
agar kuman penyakit benar-benar mati. Pengeringan kolam dilakukan agar
kolam lebih higienis, bersih, dan terawat.
Selain untuk mengurangi
kelembapan, tujuan penjemuran kolam adalah untuk membunuh lumut yang
tumbuh di dasar dan dinding kolam. Setelah dijemur kolam direndam dengan
larutan kalium permanganat (KMNO⁴) yang bermerek dagang permanganas
kalikus (PK). Dosis PK yang diperlukan adalah 1g/m3 air. Selain dengan
PK, bisa juga digunakan larutan garam dapur sebanyak 2g/m³. Kalium
permanganat (PK) mudah diperoleh di apotik, biasanya digunakan sebagai
larutan penyembuh luka.
b. Kebersihan akuarium
Secara
teknis membersihkan akuarium hampir sama dengan cara membersihkan kolam
namun membersihkan akuarium relatif lebih sederhana dan tidak memerlukan
banyak tenaga. Misalnya, membersihkan lumut atau ganggang yang melekat
di kaca aquarium cukup menggunakan scrub (kain bertekstur kasar) atau
busa. Agar lebih praktis bagian dalam busa dilengkapi dengan magnet
sehingga menggerakkan busa dapat diatur dari luar kaca akuarium. Cara
lain yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan ikan pemakan lumut atau
ganggang seperti ikan sapu-sapu dan siput air.
Agar tetap higienis
dan steril akuarium dapat dicuci dengan air sabun. Tujuannya adalah
untuk menghilangkan lumut yang banyak tumbuh di Permukaan kaca bagian
dalam akuarium. Setelah pencucian, akuarium dijemur hingga benar-benar
kering. Lebih baik lagi Jika akuarium yang sudah kering tersebut
direndam lagi ke dalam larutan kalium permanganat (KMNO⁴) Sebanyak
2g/m².
c. Sterilisasi peralatan
Sterilisasi peralatan
selama pemeliharaan maskoki sangat penting karena peralatan yang tidak
steril akan menjadi media penularan penyakit. Sebelum digunakan
peralatan tersebut sebaiknya dibersihkan dulu dengan larutan kalium
permanganat (KMNO⁴) sebanyak 2g/m³ air. Caranya adalah merendam
peralatan tersebut selama 15-30 menit. Perendaman ini dapat dilakukan
setelah ataupun sebelum penggunaan.
d. Perbaikan kualitas air
Sebagai
media tempat hidup ikan air harus selalu terjaga kualitasnya artinya
air yang digunakan harus selalu segar sehingga akan merasa nyaman di
dalamnya jika syarat kualitas air terpenuhi maskoki dapat bertahan hidup
lebih lama. Berikut ini beberapa faktor yang harus dijaga untuk
mempertahankan kualitas air.
1. Kejernihan air
Kejernihan
air harus benar-benar terjamin jika sumber airnya terlampau keruh
disarankan untuk menyiapkan pengendapan kotoran. daya ikat oksigen pada
air yang keruh akan berkurang sehingga mengganggu pernapasan ikan.
2. Kesadahan air
Kesadahan
air adalah parameter atau ukuran sifat kimia air yang ditentukan oleh
banyaknya kandungan kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) yang dinyatakan
dalam satuan ppm (mg per-liter) CaCO³. Selain itu, ukuran kesadahan air
bisa juga dinyatakan dengan derajat DH yang diukur dari banyaknya CaO
per 100.000 bagian. Satuan DH ini umumnya digunakan Jerman.
Toko-toko
ikan hias biasanya menjual alat untuk memeriksa kesadahan air. air
ledeng umumnya bersifat Sadah (keras). Untuk menetralisirnya bisa
digunakan peat dan charcoal. Peat adalah bahan yang banyak mengandung
asam humus atau tanin. Charcoal adalah tanin atau karbon yang
diaktifkan sehingga mampu menyerap gas gas yang tidak berguna. Sabut
kelapa banyak mengandung tanin jika sabut kelapa direndam di dalam air
ledeng bahan dari sabut kelapa akan larut ke dalam air sehingga air
berwarna coklat, warna coklat ini disebabkan oleh zat tanin sehingga air
bersifat lunak atau kesadahannya berkurang.
Air yang akan digunakan
sebaiknya diendapkan terlebih dahulu minimum selama 24 jam. hal ini
Untuk menghindari adanya kandungan bahan-bahan kimia yang akan
membahayakan ikan. kaporit pada air PAM bisa dinetralisir dengan cara
penjemuran selama 1 sampai 2 hari, kemudian air yang mengandung kaporit
ini dialirkan lewat karbon aktif sebanyak 1 grain (0,065 gr) kedalam 1
m³ air yang akan digunakan.
3. Aerasi
Air yang baik harus
mengandung Oksigen yang memadai. Oksigen yang terlarut sangat dibutuhkan
oleh maskoki untuk bernapas dan membantu proses metabolisme tubuh. air
yang kekurangan oksigen dapat diatasi dengan memberikan suplai oksigen
atau biasa disebut dengan aerasi. Aerasi dilakukan dengan berbagai cara
misalnya membuat aliran air dan membuat gelembung udara. aliran air
dapat dibuat dengan memasang saluran masuk air ke dalam media
pemeliharaan atau menggunakan pompa sirkulasi.
Sementara itu
gelembung udara dapat dibuat dengan aerator, air yang mengalir beriak
dan bergelembung dapat meningkatkan kadar oksigen. selain membantu
suplai oksigen aerator juga menghalau karbondioksida dari dalam air.
agar kebutuhan oksigen yang optimal terpenuhi harus di hindari
penggunaan wadah atau bak yang terlalu kecil dengan tingkat kepadatan
tebar yang tinggi. Selain mempersempit ruang gerak ikan kondisi wadah
yang sempit juga akan mengurangi kadar Oksigen yang terlarut didalam air
kondisi ini menyebabkan ikan megap-megap dan lebih banyak berenang di
permukaan air. gejala lain yang tampak Jika ikan kekurangan oksigen
adalah tutup insangnya akan membuka dan menutup dengan cepat.
e. Penggantian air
Penggantian
air sangat diperlukan agar kesegaran air tetap terjaga. air yang segar
akan menunjang kesehatan ikan, penggantian air sebaiknya tidak terlampau
sering Karena energi maskoki semakin berkurang akibat terlalu sering
beradaptasi dengan perubahan suhu dan kondisi air yang baru jika air
sudah terlampau keruh dan endapan kotoran ikan sudah terlihat cukup
banyak, penggantian air bisa segera dilakukan. sebaiknya frekuensi
penggantian air dilakukan satu atau dua minggu sekali atau disesuaikan
dengan kondisi air.
Teknik penggantian air yang baik harus tepat
waktu dan tepat cara. Tepat waktu artinya penggantian air dilakukan pada
pagi atau sore hari, Hal ini dilakukan untuk menghindari perbedaan suhu
air yang cukup ekstrem antara air yang lama dan air yang baru dengan
demikian ikan tidak akan stress akibat fluktuasi suhu yang cukup tinggi.
Sementara
itu teknik penggantian air tepat cara dilakukan dengan menyisakan 25
sampai 30% air dari permukaan kolam atau akuarium setelah itu kolam atau
akuarium diisi dengan air baru sehingga suhunya relatif stabil. setiap
selesai mengganti air dimasukkan juga garam dapur sebanyak 1 sendok
makan untuk setiap 40 liter air kolam atau akuarium. Pemberian garam ini
dilakukan 10-15 hari atau setiap selesai mengganti air.
Fungsi garam
antara lain mencegah berkembangnya penyakit ikan terutama jamur. Selain
itu garam juga dapat menetralkan air karena bersifat mengikat
partikel-partikel air sehingga tingkat kekeruhan air bisa dikurangi
memberikan garam ke dalam kolam atau akuarium juga turut menyertai
mineral yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan. garam
yang diberikan sebaiknya tidak beryodium (garam netral) banyaknya garam
yang diberikan 3 atau 5 gram untuk setiap 50 liter air.
f. Penggunaan akuarium sistem double bottom
Konsep
double bottom (dua dasar) hanya lazim diterapkan pada pemeliharaan
maskoki di akuarium. lantai akuarium dirancang khusus sehingga memiliki
dua dasar. Lantai dasar pertama digunakan sebagai ruang gerak ikan,
lantai dasar kedua digunakan sebagai tempat penjernihan air
(filterisasi). konsep dari sistem ini adalah menyaring air dan
mengendapkan partikel-partikelnya. dengan demikian air menjadi lebih
segar, jernih, bersih, PH stabil, jumlah Oksigen yang terlarut optimal
dan jarang mengganti air (minimal 1 atau 2 bulan sekali).
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat akuarium double Bottom sebagai berikut :
1.
Satu lembar plastik gelombang yang biasa digunakan untuk atap rumah
plastik ini digunakan secukupnya sesuai dengan ukuran dasar akuarium.
2.
Potongan pipa PVC (paralon) berdiameter 0,5 inci dan 0,75 inci.
potongan-potongan pipa ini nantinya akan digunakan sebagai alas atau
penyangga plastik gelombang (PVC 0,75 inchi) dan sebagai pipa saluran
air masuk ke dalam akuarium (PVC 0,5 inchi).
3. Sebagai filter, digunakan batu kerikil, pasir dan Arang atau karbon aktif secukupnya.
Langkah-langkah atau teknik pembuatan akuarium double bottom bisa dijelaskan sebagai berikut :
1.
Lembaran plastik gelombang dipotong selebar dasar akuarium, kemudian
plastik tersebut dilubangi sebanyak mungkin dengan diameter lubang
sekitar 1 cm.
2. Plastik gelombang ditempatkan diatas potongan pipa PVC berdiameter
0,75 inci yang terlebih dahulu diletakkan di dasar akuarium.
3.
Pipa PVC berdiameter 0,5 inci dipasang sebelum material penyaring
dimasukkan. fungsi pipa ini adalah sebagai saluran air masuk yang
mengalirkan air dari dasar akuarium. pipa berdiameter kecil (0,5 inci)
digunakan dengan pertimbangan agar Debit air yang keluar cukup kuat.
4. Menghubungkan selang aerator yang berdiameter lebih kecil dari
pada pipa saluran air. selang aerator ini akan mengisap dan mengalirkan
air kembali ke dalam akuarium.
5. Menyusun material penyaring
secara berurutan. di bagian paling bawah (tepat di atas plastik
gelombang) di Letakkan kerikil dengan ketebalan sekitar 2 cm.
6. Diatasnya ditebari pasir dengan ketebalan sekitar 1 cm.
7. Karbon aktif atau arang diletakkan di atas lapisan pasir dengan ketebalan sekitar 0,5 cm.
8. Di atas ketiga lapisan itu kembali disusun pasir dan kerikil
dengan ketebalan yang kurang lebih sama dengan sebelumnya, yakni 1 cm
untuk pasir dan 2 cm untuk kerikil.
Bagian-bagian akuarium double bottom. A. Pasir, B. Kerikil, C. Plastik Gelombang, D. Air penyaringan, E. Karbon aktif, F. Pipa PVC 1/2 inci G. Selang aerator, H. Aerator, I. Pipa PVC 3/4 inci, J. Lubang Rembesan air 1 inci
g. Rasio kepadatan tebar dan volume air.
Untuk
ukuran ikan hias, maskoki memiliki ukuran tubuh yang relatif besar.
karena itu, maskoki memerlukan ruang yang luas untuk bergerak.
keleluasaan ruang gerak maskoki berkaitan dengan jumlah kepadatan tebar,
volume air dan jenis wadah pemeliharaan. Sebagai perkiraan dapat
digunakan batasan-batasan kepadatan tebar sebagai berikut.
Tidak
ada patokan khusus ukuran akuarium atau bak kolam, tapi yang perlu
diperhatikan adalah volume air yang tertampung di dalam wadah
pemeliharaan idealnya sesuai dengan angka perbandingan pada tabel
diatas.
h. Jenis dan tata cara pemberian makanan.
1. Jenis makanan
Hampir
semua jenis makanan disukai oleh maskoki. secara alami anak-anak
maskoki cenderung memanfaatkan organisme hewan kecil sebagai makanannya.
setelah dewasa maskoki mulai menyukai tanaman air yang hidup di kolam
atau akuarium Meskipun demikian maskoki dewasa tetap menyukai organisme
hewan kecil.
Berdasarkan sumbernya makanan dapat dibagi menjadi dua
bagian yakni makanan alami dan makanan buatan. makanan alami adalah
makanan yang terbentuk secara alamiah baik di alam maupun di lingkungan
tertentu yang sengaja disiapkan oleh manusia. sementara itu makanan
buatan adalah makanan yang sengaja dibuat oleh manusia dengan bahan dan
komposisi tertentu sesuai dengan kebutuhan.
– makanan alami
Makanan
alami dapat diperoleh dengan dua cara yakni dari alam dan hasil
budidaya pemakaian makanan alami relatif lebih baik daripada makanan
buatan. karena kandungan gizinya lebih baik daripada makanan buatan.
Selain itu makanan alami tidak menurunkan kualitas air akibat pembusukan
makanan buatan. pembusukan sisa makanan buatan di dasar kolam sering
menimbulkan gas gas beracun, menurunkan kandungan Oksigen yang terlarut
di dalam air dan meningkatkan serangan penyakit.
Makanan alami
terdiri dari dua jenis yakni makanan alami hidup dan makanan alami mati.
jika digunakan untuk pertumbuhan, sebaiknya maskoki diberi makanan
alami hidup sebesar 2% dari bobot tubuh ikan perhari. contoh makanan
alami hidup antara lain cacing rambut (tubifex), cacing darah (blood
worm), dan jentik nyamuk.
Makanan alami hidup yang paling baik adalah
cacing darah karena kadar proteinnya tinggi dan nilai gizinya lengkap
namun cacing darah ini sulit didapat. Kebanyakan orang memilih cacing
rambut (tubifex) karena lebih mudah didapat.
Makanan alami mati
antara lain tubifex kering, cacing darah (blood worm), jentik nyamuk
beku dan kutu air beku. pakan alami kering biasanya berbentuk kotak
dengan ukuran 1 cm3. untuk mempertahankan hidup sebaiknya maskoki hanya
diberi makanan alami mati karena kualitasnya jauh lebih baik daripada
pelet. kelebihan lain pakan alami mati adalah tidak beracun jika
mengendap.
– makanan buatan
Makanan buatan
atau pelet umumnya berbentuk butiran dengan ukuran lebih kecil daripada
bukaan mulut maskoki. kadar protein minimum yang terkandung didalam
pelet adalah 22%. sementara itu kadar minimum vitamin A, B, C, D dan D
yang terkandung didalam pelet sebesar 1%. Kadar mineral minimumnya 1%
dan kadar lemak rendahnya adalah 20%. kandungan ini harus terdapat di
dalam makanan buatan yang diberikan.
2. Tata cara pemberian makanan
Hal
paling prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan maskoki
adalah tata cara pemberiannya misalnya mengupayakan agar makanan jatuh
tepat di samping atau di depan mata maskoki dengan demikian makanan
dapat terlihat jelas sehingga maskoki dapat dengan mudah merespon pakan
yang diberikan. berikut ini dijelaskan tata cara pemberian pakan yang
baik.
– tepat kualitas
Ada 2 tujuan pemberian
makanan kepada mask oke oki yakni untuk mempertahankan hidup dan untuk
pertumbuhan jika orientasi pemberian makanan hanya untuk mempertahankan
hidup kandungan gizi makanan bisa diabaikan sebaliknya jika orientasi
pemberian makanan untuk pertumbuhan jumlah dan kandungan nutrisinya
harus tercukupi.
Selain kandungan nutrisi pakan pun harus bebas
dari jamur, untuk pakan buatan jamur sering tumbuh di makanan yang sudah
lama disimpan. kerusakan makanan yang sudah lebih dari 2 bulan atau
lewat masa kadaluarsa akan merusak protein yang dikandungnya. makanan
yang ditumbuhi jamur biasanya berwarna hijau dan berbau tengik.
– tepat kuantitas
Tepat
kuantitas artinya makanan yang diberikan tidak berlebihan dan tidak
kurang. makanan yang diberikan berlebihan akan tenggelam dan membusuk
jika tidak habis dimakan oleh ikan. akibat makanan yang membusuk ini
kualitas air akan menurun karena daya ikat air terhadap oksigen menjadi
jauh berkurang sementara itu makanan yang diberikan terlampau sedikit
juga akan berakibat buruk bagi ikan. sifat ikan yang tidak cukup
memperoleh makanan ini akan berubah agresif dan suka menyerang ikan
lain.
– tepat waktu
Koki termasuk ikan yang mudah
dilatih Karena itu waktu pemberian makanannya harus tetap misalnya
setiap hari makanan harus diberikan pada pukul 08.00 dan 16.00. jadwal
pemberian makanan itu tidak boleh diubah-ubah sebab jika jadwal Makannya
sudah tetap maskoki tidak akan menyantap makanannya diluar jadwal
tersebut sehingga makanan akan mubazir.
– tepat ukuran
Maskoki
tidak akan memangsa makanan yang ukurannya lebih besar daripada bukaan
mulutnya, dengan demikian ukuran makanan yang diberikan harus lebih
kecil daripada bukaan mulut maskoki misalnya jika bukaan mulut mas koki
berdiameter 3 mm makanan yang diberikan harus berdiameter lebih kecil
daripada 3 mm.